Annotated Bibliography

Niroumand, M., Shahin, A., Naghsh, A. and Peikari, H.R. (2020), "Frugal innovation enablers: a comprehensive framework", International Journal of Innovation Science, Vol. 12 No. 1, pp. 1-20. https://doi.org/10.1108/IJIS10- 2019-0099

Niroumand, Shahin, Naghsh & Peikari (2020) menggunakan pendekatan riset campuran. Mereka melakukan tinjauan pustaka komprehensif dan mengidentifikasi faktor paling penting yang memengaruhi frugal innovation. Mereka juga melakukan wawancara dengan 18 ahli yang dipilih menggunakan snowball sampling method. Dari tinjauan pustaka komprehensif dan wawancara dengan ahli ini, mereka merumuskan kuesioner 48 faktor dan menyebarkannya kepada 200 karyawan dan manajer UMKM industri manufaktur peralatan rumah tangga di provinsi Isfahan, Iran, yang dipilih menggunakan non-random sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode exploratory factor analysis dengan bantuan perangkat lunak SPSS-25. Exploratory factor analysis digunakan karena belum ada kerangka komprehensif frugal innovation enablers. Hal ini juga yang menjadi tujuan dari penelitian ini, yaitu merumuskan kerangka untuk dimensi-dimensi dari frugal innovation enablers pada UMKM. Selain itu, Niroumand et al. (2020) juga menggabungkan faktor (item) (pools of items) dari tinjauan pustaka dan penelitian kualitatif (wawancara) sehingga kuesioner yang dihasilkan belum teruji validitas dan reliabilitasnya. Di dalam artikel tidak ditunjukkan bahwa Niroumand et al., (2020) memeriksa nilai MSA yang justru berguna untuk mereduksi faktor (item), yaitu jika nilai skor pada diagonal anti-image < 0.5. Meskipun Niroumand et al. (2020) sudah menggabungkan faktor dari pustaka dan wawancara, sampel yang digunakan di dalam penelitian ini masih terbatas pada UMKM manufaktur peralatan rumah tangga sehingga masih memungkinkan ada faktor-faktor lain yang belum teridentifikasi.

Shook, C.L., Ketchen, D.J., Jr., Hult, G.T.M. and Kacmar, K.M. (2004), An assessment of the use of structural equation modeling in strategic management research. Strat. Mgmt. J., 25: 397-404. https://doi.org/10.1002/smj.385

Shook, Ketchen, Hult, & Kacmar (2004) membandingkan penggunaan SEM dalam 92 penelitian manajemen strategis yang diterbitkan oleh sembilan jurnal terkemuka dalam periode 1984-2002 dan juga panduan yang diambil dari penelitian metodologi. Mereka melihat enam isu kunci di dalam evaluasi teknik SEM, yaitu karakteristik data, reliabilitas dan validitas, evaluasi kesesuaian model, respesifikasi model, model ekivalen, dan pelaporan. Mereka menemukan bahwa penggunaan dan pelaporan SEM seringkali tidak ideal, mengindikasikan peneliti mungkin menarik kesimpulan yang salah mengenai hubungan antara variabel. Mereka mengusulkan sebuah daftar periksa untuk mengevaluasi penelitian menggunakan SEM, yang terbagi ke dalam lima kelompok, yaitu sampel, pengukuran, reproduceability, model ekivalen, dan spesifikasi ulang. Temuan Shook et al. (2004) mengisyaratkan perlunya kehati-hatian ekstra untuk menggunakan teknik SEM sebagai alat analisis di dalam penelitian manajemen strategis karena meskipun teknik SEM memiliki keunggulan untuk menguji hubungan di antara variabel laten yang seringkali menjadi variabel kunci di dalam penelitian manajemen strategis (Godfrey & Hill, 1995), kesalahan prosedur akan merusak validitas hasil yang dilaporkan dan menghalangi peneliti untuk membangun pengetahuan dan memberikan wawasan yang representatif bagi manajer (Shook et al., 2004).

Migdadi, M.M. (2020), "Knowledge management, customer relationship management and innovation capabilities", Journal of Business & Industrial Marketing , Vol. 36 No. 1, pp. 111-124. https://doi.org/10.1108/JBIM-12-2019- 0504

Migdadi (2020) mengembangkan kuesioner dan menganalisis model pengukuran menggunakan EFA dan CFA, tetapi tidak dinyatakan menggunakan face validity dan pretest dengan data terpisah dari main data. Langkah ini merupakan stepwise di dalam penelitian yang perlu dilakukan untuk memastikan alat ukur yang digunakan di dalam penelitian merupakan alat ukur yang valid dan reliabel sebelum akhirnya digunakan pada main data. Data dikumpulkan dari responden general manager perusahaan jasa Yordania. Migdadi (2020) menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, yang melibatkan stratifikasi dan pemilihan acak untuk setiap strata (Sekaran & Bougie, 2009) dan didapatkan 193 respons valid. Jumlah ini masih kurang dibandingkan persyaratan minimum sampel untuk AMOS yang biasanya 200 sampel atau norma jumlah item dikalikan 5. Di dalam artikel, tidak ditunjukkan Migdadi (2020) memeriksa normalitas data. Padahal, normalitas data merupakan keharusan di dalam penggunaan teknik SEM. Di dalam artikel, Migdadi (2020) tidak memeriksa measurement model fit, tetapi langsung memeriksa data factor loading (>0.50), CR (>0.6), AVE (>0.5), dan Cronbach’s alpha (>0.7). Migdadi (2020) melakukan analisis SEM untuk menguji hipotesis dalam dua model struktural berbeda yang sebenarnya dapat dilakukan secara bersamaan di dalam teknik SEM. Hal ini sebenarnya tidak perlu dilakukan dan mungkin saja memberikan hasil yang berbeda ketika struktur lengkapnya dianalisis bersamaan. Kekuatan SEM justru karena dapat menganalisis path secara bersamaan dalam satu model struktural dengan mempertimbangkan interaksi di antara semua variabel. Di dalam menguji pengaruh mediasi, Migdadi (2020) menggunakan prosedur regresi mediasi empat langkah mengikuti rekomendasi Baron & Kenny (1986). Metode ini bisa digantikan dengan metode bootstrap di AMOS.

Amin Ur Rehman & Muhammad Anwar (2019) Mediating role of enterprise risk management practices between business strategy and SME performance, Small Enterprise Research, 26:2, 207-227, DOI: 10.1080/13215906.2019.1624385

Rehman & Anwar (2019) menggunakan kuesioner terstruktur untuk mengumpulkan data dari 327 UMKM Pakistan. Kuesioner disebarkan kepada UMKM terdaftar. Hipotesis diuji menggunakan SEM dengan bantuan AMOS.21. Pertama-tama, CFA dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas model, dilanjutkan dengan Structural Model untuk menguji hipotesis. Rehman & Anwar (2019) juga melakukan skewness dan kurtosis di SPSS untuk memeriksa normalitas data sebagaimana disyaratkan untuk analisis menggunakan AMOS. Di dalam artikel, tidak ditunjukkan Rehman & Anwar (2019) melakukan face validity dan pretest untuk menguji reliabilitas dan validitas alat ukur yang digunakan. Langkah ini merupakan stepwise di dalam penelitian yang perlu dilakukan untuk memastikan alat ukur yang digunakan di dalam penelitian merupakan alat ukur yang valid dan reliabel. Namun, Rehman & Anwar (2019) telah memeriksa kesesuaian saat Measurement Model (GoF) dan memeriksa validitas konvergen, validitas diskriminan, dan reliabilitas komposit dengan melihat skor AVE, CR, dan koefisien korelasi. Pada tahap ini, satu item dari laten business strategy dikeluarkan, tetapi tidak ditunjukkan alasan di baliknya. Rehman & Anwar (2019) menggunakan empat model struktural untuk menguji masing-masing hipotesis penelitian secara bertahap. Hal ini sebenarnya tidak diperlukan karena SEM memiliki kekuatan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian dalam satu model struktural secara bersamaan. Rehman & Anwar (2019) menyatakan bahwa mereka melakukan bootstrap mengikuti saran dari penelitian sebelumnya dan juga tahapan-tahapan yang diusulkan oleh Baron & Kenny (1986) untuk memeriksa signifikansi mediasi di dalam model. Metode bootstrap sebenarnya sudah dapat menggantikan metode Baron & Kenny (1986) sehingga analisis dalam empat langkah dengan masing-masing Structural Model merupakan hal yang tidak diperlukan untuk mengecek efek mediasi menggunakan teknik SEM.

Seçil Bal Taştan and Seyed Mehdi Mousavi Davoudi (2017). The relationship between organisational climate and organisational innovativeness: testing the moderating effect of individual values of power and achievement. International Journal of Business Innovation and Research 2017 12:4, 465-483.

Taştan & Davoudi (2017) menggunakan metodologi kuantitatif. Mengikuti Sekaran (2006), Taştan & Davoudi (2017) menerapkan desain penelitian explanatory. Data cross-sectional dikumpulkan berdasarkan survei dan model konseptual dari sampel 312 karyawan pada level manajerial dari 20 perusahaan paling inovatif di Turki. Metode pengambilan data melibatkan jaringan pribadi dan pangkalan data elektronik peneliti. Taştan & Davoudi (2017) menggunakan CFA untuk mengevaluasi validitas dan reliabilitas kuesioner yang digunakan. Hipotesis diuji menggunakan teknik SEM. Di dalam artikel, tidak ditunjukkan Taştan & Davoudi (2017) melakukan pretest untuk menguji reliabilitas dan validitas alat ukur yang digunakan. Langkah ini merupakan stepwise di dalam penelitian yang perlu dilakukan untuk memastikan alat ukur yang digunakan di dalam penelitian merupakan alat ukur yang valid dan reliabel. Namun, Taştan & Davoudi (2017) menguji face validity dengan meminta kepada 10 profesor untuk mengevaluasi apakah kuesioner sudah dirancang dengan baik. Di dalam artikel, juga tidak ditunjukkan Taştan & Davoudi (2017) memeriksa normalitas data. Padahal, normalitas data merupakan keharusan di dalam penggunaan teknik SEM. Pada tahap Measurement Model, Taştan & Davoudi (2017) telah memeriksa kesesuaian (GoF) dan mengevaluasi reliabilitas dengan Cronbach’s alpha, tetapi tidak memeriksa validitas konvergen, validitas diskriminan, dan reliabilitas komposit dengan melihat skor AVE, CR, dan koefisien korelasi. Pada tahap Structural Model, Taştan & Davoudi (2017) salah menggambarkan modelnya sehingga model moderasi digambarkan sebagai model mediasi. Hal ini mungkin yang menyebabkan indeks fitnessnya cenderung kurang baik, yaitu hanya pada kisaran acceptable fit.